Dengan informasi yang cukup, aktivitas akan menjadi lebih mudah.

Monday, December 18, 2017

Jalan-Jalan Ke Suhar Oman

Minggu malam, 17 Desember 2017. Setelah melakukan shalat di mushalla dilingkungan sebuah pusat perbelanjaan, kami menyusuri jalan raya menuju Suhar. Sebuah kota di Oman berjarak lebih kurang 206 km dari Azaiba Muscat. Jalan basah dan gerimis masih turun.
Jalanan terasa ramai. Disamping kendaraan kecil, banyak pula truk. Mungkin karena jalan ini menghubungkan Oman dengan Dubai, Uni Emirat Arab. Dikiri kanan jalan terlihat pertokoan terang benderang oleh cahaya lampu. Pertanda bahwa jalan ini "hidup".
Tidak lama setelah memasuki gerbang kota Suhar, laju kendaraan tersendat. Ternyata ada genangan air di jalan. Genangan air juga terlihat di tempat parkir dan taman pinggir jalan. Bahkan disebuah persimpangan, aliran air cukup deras. 
Kami memilih sebuah restoran yamani untuk makan malam. Menu utamanya "Nasi Mandi" ayam dan daging unta. Hidangan khas timur tengah. Duduk lesehan diruangan khusus keluarga. Pakai kain pintu penutup ruangan.
Sebelum kembali ke Muscat, kami singgah di depan Masjid Sultan Qaboos Suhar. Ini mesjid Sultan Qaboos keempat yang sempat kami kunjungi setelah Masjid Sultan Qaboos di Muscat, Nizwa dan Fanja. Kemegahan masjid terlihat jelas dari jalan raya. 
(Azaiba, Muscat 18 Desember 2017)

Sunday, December 17, 2017

Mengunjungi Wadi Dayqah Oman


Ditengah pegunungan batu, tiba-tiba terlihat ada danau cukup luas. Airnya biru. Tidak terlihat adanya aliran sungai di hulu. Itulah sedikit gambaran tentang Wadi Dayqah Dam. Sebuah tempat tujuan wisata di Oman. Berjarak kurang lebih 112 km dari Azaiba, Muscat.

Tanda-tanda bahwa tempat tersebut dipersiapkan untuk kunjungan wisatawan sudah dirasakan ketika memasuki pintu gerbang. Pintu gerbang besar, ada pagar dikiri kanannya. Walaupun ada pintu gerbang, masuk gratis. Tidak ada petugas. Dikiri kanan jalan menuju dam ditanami pepohonan. Ada taman juga disekitarnya.

Mendekati dam, pemandangan semakin menarik. Pelataran parkir lumayan luas, tidak ada juru parkir. Ada taman seluas kurang lebih seukuran lapangan sepakbola. Taman ditanami rumput, pohon kurma dan sejenis akasia. Dilengkapi saung, bangku-bangku dan air mancur. Ada warung menjual makanan dan minuman. Juga ada toilet.
Memperhatikan dam, sepertinya hanya untuk menampung air dan objek wisata. Ada jalan untuk pejalan kaki menyusuri dam. Ada jalan untuk kendaraan menuju bagian bawah dan hilir dam. Dihilir dam terlihat pemukiman dan kebun kurma.
j
Berwisata ke Wadi Daiqah Dam terasa nyaman dan aman. Kelihatan bahwa pemerintah benar-benar ingin membuat pengunjung merasa betah. Terutama pengunjung keluarga. Pagar keliling cukup tinggi tapi tidak mengganggu pemandangan. Lingkungan bersih. 

Saturday, December 16, 2017

Wisata Gurun Bidiya Oman


Disamping wisata bahari dan gunung, Oman juga memiliki objek wisata gurun. Untuk itulah, kami melakukan perjalanan ke kota Bidiyah. Jaraknya lebih kurang 200 km dari Azaiba Muscat. Jika perjalanan langsung, bisa ditempuh sekitar kurang dari 3 jam. Namun karena hari Jum'at, kami singgah dulu disebuah masjid di Fanja/Bid Bid. Sekitar 43 km dari Azaiba.

Ternyata ini adalah Masjid Sultan Qaboos. Berarti selama di Oman, kami telah mengunjungi 3 masjid Sultan Qaboos, yaitu di Muscat, Nizwa dan Fanja.
Selesai Shalat Jum'at, kami melanjutkan perjalanan. Disebuah SPBU kami istirahat sebetar. Sebagaimana lazimnya disini, tempat shalat wanita terpisah. Dimasjid juga ada ketentuan tidak boleh membawa anak-anak dibawah 10 tahun kedalam ruangan shalat. Oleh sebab itu, kami memilih SPBU yang ada mushalla dan restoran atau toko swalayan.
Perjalanan kami lanjutkan lagi menuju Bidiya atau Bidiyah. Kota ini terletak di Ash Sharqiyah Region. Setelah istirahat di sebuah restoran, kami langsung menuju gurun. Kendaraan kami parkir diujung jalan aspal, karena tidak cocok dipakai memasuki gurun.
Gunung pasir keemasan terlihat tidak jauh dari tempat parkir kendaraan. Dengan berjalan kaki, kami nikmati wisata gurun. Pasir halus dibukit gurun, membuat langkah tidak teratur. Kadang mundur lagi kebawah.


Kami hanya mampu mendaki hingga ke pinggang bukit. Dari sini terlihat hamparan bukit pasir yang luas. Disisi lain ada pemukiman dan kebun kurma. Terdapat juga kandang-kandang unta.
Sesekali lewat kendaraan pengunjung lain. 
Matahari terbenam dibalik bukit pasir sebelum masuk waktu maghrib. Ketika terdengar sayup suara azan, kami bergerak turun. Tidak terlihat ada lampu penerangan disekitar bukit. Menghabiskan petang menjelang malam di gurun, merupakan kesan tersendiri. 
(Azaiba, Muscat, 16 Desember 2017)

Monday, December 11, 2017

Melihat Bandar Khayran Dan Pantai Sifa

Dari atas gunung batu, kami melihat pantai di Bandar Khayran. Pantainya landai, terletak diteluk, jadi tidak terlihat ada ombak. Sudah ada beberapa kendaraan dibawah sana. Kami tidak dapat kebawah karena hambatan kendaraan. Jalan turun merpakan jalan tanah berbatu dan curam. Hanya kendaraan tertentu yang dapat turun dan naik.
Menurut informasi, lokasi ini cocok untuk berenang dan snorkling dan diving. Karena itu, Bandar Khayran menjadi salah satu tujuan wisata di Oman. Letaknya sekitar 33 km dari Azaiba, Muscat.
Gagal berenang di Bandar Khairan, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Sifa. Di pantai ini kami menghabiskan waktu petang dan awal malam. Cukup ramai pengunjung disini.Gelombang yang lumayan besar, dirasa tidak aman untuk berenang. Kami mengganti aktivitas dengan menangkap sejenis siput laut. Setelah dimasak, rasanya mirip rasa gonggong (sejenis siput di Kepulauan Riau).
Pantai Sifa berpasir halus. Airnya jernih. Tidak terlihat ada karang. Disisi lain terdapat bukit batu. Jika gelombang tidak besar, pantai Sifa cocok untuk berenang. Jarak antara Sifa Beach dan Azaiba sekitar 67 km. Melalui jalan raya dengan kondisi sangat baik. Mendekati Bandar Khayran dan pantai Sifa, melewati jalan dipegunungan batu. 
(Muscat, 12 Desember 2017)

Saturday, December 9, 2017

Piknik Ala Oman Di Eastern Mountain


Setelah mengunjungi beberapa pantai di Oman, kali ini kami piknik di gunung. Pilihannya adalah Eastern Mountain. Saya lihat di google map nama tempatnya Jebel Hat. Berjarak sekitar 216 km dari Azaiba Muscat.
Kami berangkat dari Azaiba sekitar pukul 10.30 waktu setempat menuju Nizwa. Shalat Jum'at kami lakukan di Masjid Sultan Qaboos Nizwa. Selesai Jum'atan, kami makan siang disebuah restoran sekitar Benteng Nizwa (Nizwa Fort). Singgah sebentar di masjid dekat benteng.
Sampai ditujuan sekitar pukul 4 petang. Sudah ada beberapa pengunjung lain. Matahari bersinar terang tetapi udara terasa dingin. Pemandangan dari sini memang menarik. Terlihat gugusan pegunungan batu. Ada juga pemukiman dicelah gunung. Semakin petang semakin dingin. Akhirnya kami putuskan untuk meninggalkan lokasi mencari tempat yang tidak terlalu dingin.
Turun beberapa kilo meter, kami berhenti di sebuah dataran. Banyak bebatuan besar disekitarnya. Tempat yang lumayan nyaman. Dari sini terlihat pemukiman dan jalan berliku dibawah. Untuk menghangatkan badan, segera saja kami nyalakan api. Acara bakar-bakar sate dan sosis pun dimulai.
Menikmati makan malam dialam terbuka memberi sensasi tersendiri. Diufuk barat terlihat cahaya kemerahan. Semakin malam terasa semakin menarik. Dikejauhan ada banyak lampu dipemukiman penduduk. Cuaca cerah menampakkan bintang-bintang dilangit.
Ketika persediaan kayu bakar habis dimakan api, kami bersiap meninggalkan gunung. Udara dingin tidak cukup diatasi dengan jaket dan kupruk. Piknik ala Oman digunung hari ini berakhir.
Perjalanan pulang sedikit berbeda. Jalanan dipegunungan tidak/belum diterangi lampu listrik. Hanya ada penerangan di pemukiman. Kondisi jalan sangat baik. Disalah satu pemukiman(desa) kami berhenti. Numpang shalat di masjid pinggir jalan. Kamar mandi dan tempat wudhu lumayan bersih. Airnya banyak dan dingin. Sampai-sampai saya shalat sambil menggigil kedinginan.
Melalui jalanan yang sepi ditengah pegunungan malam hari ada kesan tersendiri. Sesekali melewati pemukiman/desa. Berpapasan dengan satu atau dua kendaraan lain. Setelah memasuki jalan raya utama, kondisinya berbeda. Lampu penerangan menerangi sepanjang jalan. Lalu lintas lebih ramai.
(Azaiba, Muscat 9 Desember 2017)