Mengisi hari libur ke Sumatera Barat,
sudah menjadi pilihan bagi sebagian warga Propinsi Riau. Pada musim liburan,
kemacetan tak dapat dihindari. Saya telah mengalami hal ini beberapa kali.
Terdorong untuk mencari pengalaman baru, saya mencoba melakukan sebuah perjalanan
alternatif. Berkeliling dulu di Propinsi Riau. Setelah itu baru memasuki
wilayah Sumatera Barat.
Pada suatu hari Sabtu di bulan
Januari 2017, saya dan istri memulai perjalanan menggunakan kendaraan roda
empat. Pukul 03.52 WIB kami meninggalkan rumah di kawasan jalan Hang Tuah
Pekanbaru. Tujuan pertama adalah Kota Tembilahan, Ibukota Kabupaten Inderagiri
Hilir. Kami sengaja memilih waktu subuh agar tidak mengalami kepadatan lalu
lintas. Shalat subuh kami lakukan di sebuah
masjid dikawasan perkantoran Kabupaten Pelalawan. Kami sampai di masjid ini
setelah azan dikumandangkan, namun masih sempat melaksanakan shalat sunat
fajar. Selesai shalat, kami melanjutkan perjalanan.
Jalan raya di sekitar komplek perkantoran
Kabupaten Pelalawan ini lebih bagus, lebar dan kendaraan yang melaluinya
sedikit. Disebuah pertigaan, kami mengambil arah ke kanan. Jalan ini sudah
termasuk ruas jalan Lintas Timur Sumatera. Ada plihan jalan lainnya, yaitu
melalui pusat kota Kerinci. Kerinci adalah ibukota Kabupaten Pelalawan. Jalan
ini lebih jauh sekitar 15 km. Persimpangannya terdapat di km 55. Disini ada
SPBU dan beberapa warung.
Sekitar pukul 06.45 WIB, kami tiba di
Sorek (sebuah kota kecamatan). Disini kami sarapan dan mengisi BBM. Setelah
itu, kami lanjutkan perjalanan. Kami melalui beberapa kota kecamatan yaitu Ukui
(pukul 07.27 WIB) dan Lirik ( 08,04 WIB).
Kami juga melewati sebuah Bandara yaitu Bandara Japura pada pukul 08.30
WIB. Pada pukul 08.48 WIB kami tiba di Pematang Reba.. Pematang Reba ini
merupakan pusat pemerintah Kabupaten Inderagiri Hulu.
Sorek |
Setelah melewati wilayah perkantoran,
terdapat persimpangan. Kami memilih arah ke Rengat dan meninggalkan Jalan
Lintas Timur Sumatera. Rengat adalah ibukota Kabupaten Inderagiri Hulu. Sebelum
memasuki kota Rengat (sekitar pukul 09.15 WIB) kami melihat beberapa orang Polisi Lalu Lintas. Setelah menjelaskan
tujuan, maka petugas tersebut mengarahkan kami untuk mengambil jalan lintas
Rengat-Tembilahan tanpa memasuki kota. Petugas tersebut juga menginformasikan
bahwa jalan yang kami lalui mengalami kerusakan. Waktu tempuh sekitar dua
setengah jam.
Saran tersebut kami ikuti. Ternyata
memang benar. Jalannya banyak yang rusak, berlobang, sempit dan dibeberapa
tempat aspalnya sudah terkelupas. Perjalan dua setengah jam tersebut cukup
melelahkan. Ada yang menarik diperjalanan Rengat-Tembilahan ini. Banyak sekali
jembatan. Kami mencoba menghitung jembatan tersebut mulai dari Kuala Cinaku.
Ternyata ada 124 jembatan. Termasuk 10 jembatan kembar. Maksudnya dua jembatan
jaraknya hanya beberapa meter saja. Kami tiba di Tembilahan sekitar pukul 12.40
WIB.
Jembatan Indragiri |
Setelah melaksanakan shalat zuhur dan
di jamak qashar dengan shalat asyar di sebuah masjid ditengah kota, kami
melihat-lihat pasar dan pelabuhan Tembilahan. Tidak banyak yang menarik
perhatian kami. Karena itu, kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Pasar Tembilahan |
Tidak ada pilihan lain. Kami harus
kembali ke Rengat. Berangkat lagi dari Tembilahan sekitar pukul 13.50. Kami lalui jalan lintas Tembilahan -Rengat. Tidak
jauh dari kota, kami melihat rambu-rambu yang menunjukkan arah bandara 1 km.
Kami ikuti arah ini. Ketika sampai di bandara Indragiri, gerbangnya tertutup. Kami
kembali kearah jalan lintas. Disebuah warung, kami makan siang. Kemudian lanjut
ke Pematang Reba memasuki jalan Lintas Timur Sumatera arah ke Pekanbaru. Tidak
jauh dari Bandara Japura, ada persimpangan menuju Air Molek. Kami mengambil jurusan
ini, sebab kami akan menuju ke Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Dari
Teluk Kuantan inilah nanti kami akan mengambil jalan jurusan Sumatera Barat.
Pukul 18.10 WIB kami tiba di Air
Molek. Ternyata kota kecamatan ini cukup ramai. Disebuah masjid kami istirahan
untuk shalat maghrib dan isya dengan menjamak qashar.
Selesai shalat, kami lanjutkan
perjalanan. Tadinya ada sedikit kekhawatiran melakukan perjalanan malam hari.
Ternyata jalan ini tidaklah sepi benar. Bahkan di beberapa kota kecamatan
terlihat ramai. Boleh jadi karena malam minggu. Banyak para pemuda
kumpul-kumpul. Kami juga melihat adanya beberapa kumpulan orang bermain domino.
Kendaraan roda dua dan roda empat banyak dijalanan. Kenyataan ini memberi
kenyamanan bagi kami untuk terus melanjutkan perjalanan.
Ketika melihat penjual bandrek dan
skoteng disebuah warung pinggir jalan, kami berhenti. Tertarik untuk
menikmatinya. Tempat ini adalah Pranab, sebuah kota Kecamatan. Disini kami menikmati bandrek dan roti bakar.
Informasi yang kami peroleh, perjalanan dari Air Molek ke Teluk Kuantan sekitar
4 jam. Berarti dari Pranab tinggal
sekitar 3 jam lagi.
Pranab |
Setelah tiba di Teluk Kuantan, kami
mengambil jalan arah ke Sumatera Barat. Tepat Pukul 24.00 WIB kami tiba dirumah
kerabat di Lubuk Jambi Kabupaten Kuantan Singingi. Disini kami istirahat. Kami
sudah melalui 4 Kabupaten dan 1 kota dalam Propinsi Riau yaitu Kota Pekanbaru,
Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Inderagiri Hulu, Kabupaten Inderagiri Hilir dan
Kabupaten Kuantan Singingi. Kondisi jalan dari Air Molek sampai Teluk Kuantan cukup baik.
Besoknya, setelah sarapan dirumah
kerabat tersebut, kami melanjutkan perjalanan. Hari Minggu adalah hari pasar di
Lubuk Jambi. Kami menyempatkan singgah sebentar di pasar. Ada sejenis makanan
popular disini. Namanya “godok baluo”. Terbuat dari tepung ketan dengan isi
kelapa dan gula. Cara memasaknya digoreng. Namun karena masih pagi, kami tidak
berhasil membelinya. Sebagai gantinya kami membeli sejenis makanan dibungkus
daun pisang. Mirip lepat bugis.
Sekitar pukul 08.00 WIB kami meninggalkan
pasar Lubuk Jambi menuju Propinsi Sumatera Barat. Jalan yang kami lalui cukup
baik. Banyak kendaraan besar lewat. Pada
pukul .09.34 WIB kami tiba di Kiliran
Jao. Disini terdapat pertigaan. Ke kiri menuju
Jakarta dan ke kanan menuju Padang. Tentu saja kami memilih arah ke kanan. Kami
sudah memasuki Jalan Lintas Tengah Sumatera. Pada pukul 10.53 WIB kami tiba di sebuah
pertigaan lagi.. Kami sengaja memilih arah ke Sijunjung karena kami ingin
melalui jalan yang paling dekat ke Payakumbuh. Payakumbuh adalah kota terdekat
dengan perbatasan Sumatera Barat dan Riau.
Sijunjung |
Pada pukul 12.10 WIB kami tiba Lintau Buo. Kebetulan
disini ada hari pasar. Kami singgah untuk membeli sedikit oleh-oleh. Sambil terus memperhatikan rambu-rambu lalu
lintas, kami terus melanjutkan perjalanan. Beberapa kali kami harus berhenti
untuk bertanya karena ada penunjuk arah yang membuat kami bingung. Kami sengaja
melakukan perjalanan dengan cara tradisional, tanpa mengaktifkan GPS. Pada
pukul 13.50 WIB kami tiba disimpang Tanjung Pati. Sebelum memasuki kota
Payakumbuh, kami melihat ada rambu-rambu yang menunjukkan arah ke kota
Payakumbuh dan Tanjung Pati. Kami memilih Tanjung Pati. Ternyata jalan ini
tembus ke jalan lintas Pekanbaru-Padang Tembusnya sebelum Harau. Jadi kami terhidar
dari padatnya lalu lintas di kota Payakumbuh.
Ketika melalui jalan menuju Tanjung
Pati, kami disuguhkan dengan pemandangan indah berupa gunung dan sawah.
Pemandangan serupa juga sempat kami lihat ketika melalui jalan dari Sijunjung.
Namun disini terlihat lebih indah.
Perjalanan dari Sijunjung ke Tanjung
Pati tersebut, terhindar dari memasuki kota Sawah Lunto dan Payakumbuh. Menurut
kami, lintasan ini layak dipertimbangkan ketika musim liburan agar tidak
terkena kemacetan lalu lintas.
Setelah memasuki jalan lintas
Pekanbaru-Padang, kami meneruskan perjalanan menuju Propinsi Riau. Kami makan
siang di Lubuk Bangku. Disini selalu ramai. Tidak jauh dari Lubuk Bangku, kami
memasuki kelok Sembilan. Disini kami tidak berhenti.
Sekitar pukul 17.17 WIB kami tiba di
Rantau Berangin. Pemukiman ini terletak di pinggir Sungai Kampar dan sudah
termasuk wilayah Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Kami lanjutkan terus perjalanan
melalui Bangkinang (Ibukota Kabupaten Kampar), Air Tiris, dan Rumbio. Disebuah
masjid sebelum Danau Bengkuang, kami istirahat dan shalat.
Setelah shalat, kami lanjutkan
perjalanan menuju Pekanbaru. Dalam perjalanan, hujan turun cukup lebat. Sekitar
pukul 21.00 WIB kami sampai dirumah. Jika di hitung, kami sudah melakukan
perjalanan lebih kurang 41 jam. Melalui dua propinsi yaitu Riau dan Sumatera
barat. Di Propinsi Riau kami melalui satu kota dan 6 kabupaten. Tidak terlalu
melelahkan. Dapat pengalaman baru dan cukup nyaman.
Pekanbaru, Januari 2017.
No comments:
Post a Comment