Dengan informasi yang cukup, aktivitas akan menjadi lebih mudah.

Monday, January 30, 2017

41 Jam Perjalanan Di Riau Dan Sumatera Barat



Mengisi hari libur ke Sumatera Barat, sudah menjadi pilihan bagi sebagian warga Propinsi Riau. Pada musim liburan, kemacetan tak dapat dihindari. Saya telah mengalami hal ini beberapa kali. Terdorong untuk mencari pengalaman baru, saya mencoba melakukan sebuah perjalanan alternatif. Berkeliling dulu di Propinsi Riau. Setelah itu baru memasuki wilayah Sumatera Barat.

Pada suatu hari Sabtu di bulan Januari 2017, saya dan istri memulai perjalanan menggunakan kendaraan roda empat. Pukul 03.52 WIB kami meninggalkan rumah di kawasan jalan Hang Tuah Pekanbaru. Tujuan pertama adalah Kota Tembilahan, Ibukota Kabupaten Inderagiri Hilir. Kami sengaja memilih waktu subuh agar tidak mengalami kepadatan lalu lintas. Shalat subuh  kami lakukan di sebuah masjid dikawasan perkantoran Kabupaten Pelalawan. Kami sampai di masjid ini setelah azan dikumandangkan, namun masih sempat melaksanakan shalat sunat fajar. Selesai shalat, kami melanjutkan perjalanan.




Jalan raya di sekitar komplek perkantoran Kabupaten Pelalawan ini lebih bagus, lebar dan kendaraan yang melaluinya sedikit. Disebuah pertigaan, kami mengambil arah ke kanan. Jalan ini sudah termasuk ruas jalan Lintas Timur Sumatera. Ada plihan jalan lainnya, yaitu melalui pusat kota Kerinci. Kerinci adalah ibukota Kabupaten Pelalawan. Jalan ini lebih jauh sekitar 15 km. Persimpangannya terdapat di km 55. Disini ada SPBU dan beberapa warung.

Sekitar pukul 06.45 WIB, kami tiba di Sorek (sebuah kota kecamatan). Disini kami sarapan dan mengisi BBM. Setelah itu, kami lanjutkan perjalanan. Kami melalui beberapa kota kecamatan yaitu Ukui (pukul 07.27 WIB) dan Lirik ( 08,04 WIB).  Kami juga melewati sebuah Bandara yaitu Bandara Japura pada pukul 08.30 WIB. Pada pukul 08.48 WIB kami tiba di Pematang Reba.. Pematang Reba ini merupakan pusat pemerintah Kabupaten Inderagiri Hulu. 
Sorek

Setelah melewati wilayah perkantoran, terdapat persimpangan. Kami memilih arah ke Rengat dan meninggalkan Jalan Lintas Timur Sumatera. Rengat adalah ibukota Kabupaten Inderagiri Hulu. Sebelum memasuki kota Rengat (sekitar pukul 09.15 WIB) kami melihat beberapa orang  Polisi Lalu Lintas. Setelah menjelaskan tujuan, maka petugas tersebut mengarahkan kami untuk mengambil jalan lintas Rengat-Tembilahan tanpa memasuki kota. Petugas tersebut juga menginformasikan bahwa jalan yang kami lalui mengalami kerusakan. Waktu tempuh sekitar dua setengah jam. 

Saran tersebut kami ikuti. Ternyata memang benar. Jalannya banyak yang rusak, berlobang, sempit dan dibeberapa tempat aspalnya sudah terkelupas. Perjalan dua setengah jam tersebut cukup melelahkan. Ada yang menarik diperjalanan Rengat-Tembilahan ini. Banyak sekali jembatan. Kami mencoba menghitung jembatan tersebut mulai dari Kuala Cinaku. Ternyata ada 124 jembatan. Termasuk 10 jembatan kembar. Maksudnya dua jembatan jaraknya hanya beberapa meter saja. Kami tiba di Tembilahan sekitar pukul 12.40 WIB.
Jembatan Indragiri

Setelah melaksanakan shalat zuhur dan di jamak qashar dengan shalat asyar di sebuah masjid ditengah kota, kami melihat-lihat pasar dan pelabuhan Tembilahan. Tidak banyak yang menarik perhatian kami. Karena itu, kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan. 
Pasar Tembilahan

Tidak ada pilihan lain. Kami harus kembali ke Rengat. Berangkat lagi dari Tembilahan sekitar pukul 13.50.  Kami lalui jalan lintas Tembilahan -Rengat. Tidak jauh dari kota, kami melihat rambu-rambu yang menunjukkan arah bandara 1 km. Kami ikuti arah ini. Ketika sampai di bandara Indragiri, gerbangnya tertutup. Kami kembali kearah jalan lintas. Disebuah warung, kami makan siang. Kemudian lanjut ke Pematang Reba memasuki jalan Lintas Timur Sumatera arah ke Pekanbaru. Tidak jauh dari Bandara Japura, ada persimpangan menuju Air Molek. Kami mengambil jurusan ini, sebab kami akan menuju ke Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Dari Teluk Kuantan inilah nanti kami akan mengambil jalan jurusan Sumatera Barat.

Pukul 18.10 WIB kami tiba di Air Molek. Ternyata kota kecamatan ini cukup ramai. Disebuah masjid kami istirahan untuk shalat maghrib dan isya dengan menjamak qashar.

Selesai shalat, kami lanjutkan perjalanan. Tadinya ada sedikit kekhawatiran melakukan perjalanan malam hari. Ternyata jalan ini tidaklah sepi benar. Bahkan di beberapa kota kecamatan terlihat ramai. Boleh jadi karena malam minggu. Banyak para pemuda kumpul-kumpul. Kami juga melihat adanya beberapa kumpulan orang bermain domino. Kendaraan roda dua dan roda empat banyak dijalanan. Kenyataan ini memberi kenyamanan bagi kami untuk terus melanjutkan perjalanan.


Ketika melihat penjual bandrek dan skoteng disebuah warung pinggir jalan, kami berhenti. Tertarik untuk menikmatinya. Tempat ini adalah Pranab, sebuah kota Kecamatan.  Disini kami menikmati bandrek dan roti bakar. Informasi yang kami peroleh, perjalanan dari Air Molek ke Teluk Kuantan sekitar 4 jam.  Berarti dari Pranab tinggal sekitar 3 jam lagi. 
Pranab

Setelah tiba di Teluk Kuantan, kami mengambil jalan arah ke Sumatera Barat. Tepat Pukul 24.00 WIB kami tiba dirumah kerabat di Lubuk Jambi Kabupaten Kuantan Singingi. Disini kami istirahat. Kami sudah melalui 4 Kabupaten dan 1 kota dalam Propinsi Riau yaitu Kota Pekanbaru, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Inderagiri Hulu, Kabupaten Inderagiri Hilir dan Kabupaten Kuantan Singingi. Kondisi jalan dari Air Molek  sampai Teluk Kuantan cukup baik.  

Besoknya, setelah sarapan dirumah kerabat tersebut, kami melanjutkan perjalanan. Hari Minggu adalah hari pasar di Lubuk Jambi. Kami menyempatkan singgah sebentar di pasar. Ada sejenis makanan popular disini. Namanya “godok baluo”. Terbuat dari tepung ketan dengan isi kelapa dan gula. Cara memasaknya digoreng. Namun karena masih pagi, kami tidak berhasil membelinya. Sebagai gantinya kami membeli sejenis makanan dibungkus daun pisang. Mirip lepat bugis.

Sekitar pukul 08.00 WIB kami meninggalkan pasar Lubuk Jambi menuju Propinsi Sumatera Barat. Jalan yang kami lalui cukup baik. Banyak kendaraan besar lewat.  Pada pukul .09.34  WIB kami tiba di Kiliran Jao.   Disini terdapat pertigaan. Ke kiri menuju Jakarta dan ke kanan menuju Padang. Tentu saja kami memilih arah ke kanan. Kami sudah memasuki Jalan Lintas Tengah Sumatera. Pada pukul 10.53 WIB kami tiba di sebuah pertigaan lagi.. Kami sengaja memilih arah ke Sijunjung karena kami ingin melalui jalan yang paling dekat ke Payakumbuh. Payakumbuh adalah kota terdekat dengan perbatasan Sumatera Barat dan Riau. 
Sijunjung

Pada pukul  12.10 WIB kami tiba Lintau Buo. Kebetulan disini ada hari pasar. Kami singgah untuk membeli sedikit oleh-oleh.  Sambil terus memperhatikan rambu-rambu lalu lintas, kami terus melanjutkan perjalanan. Beberapa kali kami harus berhenti untuk bertanya karena ada penunjuk arah yang membuat kami bingung. Kami sengaja melakukan perjalanan dengan cara tradisional, tanpa mengaktifkan GPS. Pada pukul 13.50 WIB kami tiba disimpang Tanjung Pati. Sebelum memasuki kota Payakumbuh, kami melihat ada rambu-rambu yang menunjukkan arah ke kota Payakumbuh dan Tanjung Pati. Kami memilih Tanjung Pati. Ternyata jalan ini tembus ke jalan lintas Pekanbaru-Padang Tembusnya sebelum Harau. Jadi kami terhidar dari padatnya lalu lintas di kota Payakumbuh. 

Ketika melalui jalan menuju Tanjung Pati, kami disuguhkan dengan pemandangan indah berupa gunung dan sawah. Pemandangan serupa juga sempat kami lihat ketika melalui jalan dari Sijunjung. Namun disini terlihat lebih indah.


Perjalanan dari Sijunjung ke Tanjung Pati tersebut, terhindar dari memasuki kota Sawah Lunto dan Payakumbuh. Menurut kami, lintasan ini layak dipertimbangkan ketika musim liburan agar tidak terkena kemacetan lalu lintas.

Setelah memasuki jalan lintas Pekanbaru-Padang, kami meneruskan perjalanan menuju Propinsi Riau. Kami makan siang di Lubuk Bangku. Disini selalu ramai. Tidak jauh dari Lubuk Bangku, kami memasuki kelok Sembilan. Disini kami tidak berhenti.

Sekitar pukul 17.17 WIB kami tiba di Rantau Berangin. Pemukiman ini terletak di pinggir Sungai Kampar dan sudah termasuk wilayah Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Kami lanjutkan terus perjalanan melalui Bangkinang (Ibukota Kabupaten Kampar), Air Tiris, dan Rumbio. Disebuah masjid sebelum Danau Bengkuang, kami istirahat dan shalat. 

Setelah shalat, kami lanjutkan perjalanan menuju Pekanbaru. Dalam perjalanan, hujan turun cukup lebat. Sekitar pukul 21.00 WIB kami sampai dirumah. Jika di hitung, kami sudah melakukan perjalanan lebih kurang 41 jam. Melalui dua propinsi yaitu Riau dan Sumatera barat. Di Propinsi Riau kami melalui satu kota dan 6 kabupaten. Tidak terlalu melelahkan. Dapat pengalaman baru dan cukup nyaman.

Pekanbaru, Januari 2017.

No comments: