Walaupun harga tiket relatif sedikit mahal, namun kekaguman muncul setelah melihat dan mengamati isi museum. Gedung megah dua lantai diisi dengan berbagai barang-barang kuno, kreasi seni dan pajangan lainnya. Ada pula bioskop kecil yang memutar film dokumenter tentang sejarah Oman.
Awal memasuki ruangan, pengunjung dapat melihat berbagai model perahu dan perlengkapannya. Melambangkan bahwa masyarakat Oman dulu adalah masyarakat bahari. Saya tertarik dengan sebuah jangkar bertahun 1622-1624. Terbuat dari batu setinggi kurang lebih 2 meter. Terdapat juga berbagai peralatan pembuatan perahu dan peralatan navigasi zaman dulu. dDiruangan lain terpajang rapi berbagai pedang serta senjata tradisional seperti panah, kapak dan pisau. Sebuah ruangan tertutup berfungi sebagai bioskop. Film dokumenter menggunakan bahasa Arab dan Inggeris.
Dilantai atas terpajang berbagai dukumen, termasuk dokumen yang berhubungan dengan Islam. Sebuah gramofon dan beberapa piring hitam terpajang diruangan lantai dua ini. Ada potongan dinding batu dengan pintunya. Untuk menuju ke lantai dua, dapat menggunakan lift atau tangga.
Ketika kami berkunjung ke museum, banyak wisatawan mancanegara dengan serius mengamati pajangan. Disebuah ruangan, tersedia kopi dan buah kurma. Seorang petugas museum mempersilakan pengunjung menikmatinya dengan menuangkan kopi ke gelas kecil
Cara minum kopinya unik. Kopi tidak pakai gula. Jadi, makan kurma dulu baru minum kopi. Manisnya buah kurma menjadi pemanis kopi. Kami membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk menelusuri pajangan di museum. Termasuk nonton film dokumenter.
(Muscat, 30 Nopember 2017)
No comments:
Post a Comment