Malam terakhir di Mekah. Selesai shalat isya di Masjidil
Haram, kami lanjudkan dengan melaksanakan tawaf wada. Itulah malam terakhir
kami berada di kota Mekah. Untuk mengisi malam itu, kami sengaja memilih jalan
kaki menuju maktab di Aziziah Simaliyah. Tidak terlalu jauh. Menurut petugas,
hanya sekitar 3,5 km.
Ini adalah jalan kaki ketiga. Ketika pertama kali kami
lakukan, sempat tersesat sedikit. Kami salah memilih terowongan. Seharusnya, kami
melalui terowongan didekat terminal bis. Tetapi, kami melalui terowongan di dekat rumah Nabi saw. Ketika berjalan kaki di dalam terowongan,
sebuah mobil behenti di dekat kami. Pengemudinya orang Arab. Kami menyebut
Aziziah Simaliyah. Dengan bahasa isyarat, dia mengajak kami. Di dinding mobil
itu ada tulisan nama sebuah Propinsi di Indonesia. Tanpa ragu kami ikut. Di
sebuah persimpangan, pengemudi menghentikan kendaraan. Dia menunjukkan arah ke
Aziziah Simaliyah, sedangkan dia akan kearah lain. Kami turun, ada beberapa jalan dipersimpangan itu. Kami
agak ragu-ragu memilih yang mana. Walaupun kami sudah melihat patokan (tanda),
namun ternyata jalan yang kami pilih salah. Jalan itu memang menuju Aziziah
Simaliyah juga, tetapi sedikit memutar.
Melakukan jalan kaki kedua kalinya, kami sedikit beruntung.
Malam itu, ketika masih berada didalam terowongan, sebuah bis yang biasanya
mengangkut jemaah dari Turki berhenti didekat kami. Pengemudinya membuka pintu
dan dengan bahasa isyarat mengajak kami ikut. Kami pun ikut, ternyata penumpang
didalam bis sedikit, banyak kursi
kosong. Bis hanya sampai terminal, tidak jauh setelah keluar terowongan. Kami
lanjutkan dengan jalan kaki. Di Aziziah Simaliyah, masih banyak toko/warung
yang buka. Kakilima/trotoar juga ramai oleh pejalan kaki. Terlihat antrian
didepan sebuah kedai pembuat sekaligus penjual roti khas Arab. Terdorong untuk
ikut menikmati roti itu, kami ikutan antri dan membeli satu buah. Besar dan
garing. Ternyata rasanya gurih dan cocok juga dilidah. Kami membeli satu roti lagi.
Malam ketiga. Terowongan ini selalu terlihat sepi dari
pejalan kaki. Setelah melewati terowongan, kami mencari makanan untuk dinikmati dalam perjalanan. Kami
temukan penjual kebab. Ternyata kebabnya lebih besar dari biasanya. Harganya
pun tiga kali lipat.
Berjalan kaki dari Masjidil Haram ke maktab di Aziziah
Simaliyah malam itu, sangat kami nikmati. Tidak terburu-buru. Sebab,
keberangkatan ke Jedah akan dilaksanakan lewat tengah malam. Daripada menunggu
di maktab, lebih baik menikmati suasana di Tanah Suci. Walaupun sudah larut malam, Aziziah Simaliyah
terlihat ramai dan terang benderang. Masih banyak warung yang buka dan masih
banyak pembeli yang berbelanja.
Berjalan kaki malam hari di kota Mekah dan sekitarnya, terasa lebih nyaman. Udara cukup bersahabat.
Jalanan pun sangat terang dengan banyaknya lampu jalan dan lampu dari toko atau
warung. Trotoarnya terawat dan berfungsi dengan baik. Hanya, ketika menyeberang
jalan perlu lebih hati-hati. Harus melihat ke kanan dulu. Mobil disini
datangnya dari kanan, karena mobil-mobil itu stir kiri.
No comments:
Post a Comment