Dengan informasi yang cukup, aktivitas akan menjadi lebih mudah.

Wednesday, March 7, 2012

Jalan Kaki Dari Masjidil Haram Ke Aziziyah Simaliyah


Malam terakhir di Mekah. Selesai shalat isya di Masjidil Haram, kami lanjudkan dengan melaksanakan tawaf wada. Itulah malam terakhir kami berada di kota Mekah. Untuk mengisi malam itu, kami sengaja memilih jalan kaki menuju maktab di Aziziah Simaliyah. Tidak terlalu jauh. Menurut petugas, hanya sekitar 3,5 km.


Ini adalah jalan kaki ketiga. Ketika pertama kali kami lakukan, sempat tersesat sedikit. Kami salah memilih terowongan. Seharusnya, kami melalui terowongan didekat terminal bis. Tetapi, kami melalui  terowongan di dekat rumah Nabi saw.  Ketika berjalan kaki di dalam terowongan, sebuah mobil behenti di dekat kami. Pengemudinya orang Arab. Kami menyebut Aziziah Simaliyah. Dengan bahasa isyarat, dia mengajak kami. Di dinding mobil itu ada tulisan nama sebuah Propinsi di Indonesia. Tanpa ragu kami ikut. Di sebuah persimpangan, pengemudi menghentikan kendaraan. Dia menunjukkan arah ke Aziziah Simaliyah, sedangkan dia akan kearah lain. Kami turun,  ada beberapa jalan dipersimpangan itu. Kami agak ragu-ragu memilih yang mana. Walaupun kami sudah melihat patokan (tanda), namun ternyata jalan yang kami pilih salah. Jalan itu memang menuju Aziziah Simaliyah juga, tetapi sedikit memutar.

Melakukan jalan kaki kedua kalinya, kami sedikit beruntung. Malam itu, ketika masih berada didalam terowongan, sebuah bis yang biasanya mengangkut jemaah dari Turki berhenti didekat kami. Pengemudinya membuka pintu dan dengan bahasa isyarat mengajak kami ikut. Kami pun ikut, ternyata penumpang didalam bis  sedikit, banyak kursi kosong. Bis hanya sampai terminal, tidak jauh setelah keluar terowongan. Kami lanjutkan dengan jalan kaki. Di Aziziah Simaliyah, masih banyak toko/warung yang buka. Kakilima/trotoar juga ramai oleh pejalan kaki. Terlihat antrian didepan sebuah kedai pembuat sekaligus penjual roti khas Arab. Terdorong untuk ikut menikmati roti itu, kami ikutan antri dan membeli satu buah. Besar dan garing. Ternyata rasanya gurih dan cocok juga dilidah.   Kami membeli satu roti lagi.

Malam ketiga. Terowongan ini selalu terlihat sepi dari pejalan kaki. Setelah melewati terowongan, kami mencari makanan  untuk dinikmati dalam perjalanan. Kami temukan penjual kebab. Ternyata kebabnya lebih besar dari biasanya. Harganya pun tiga kali lipat.

Berjalan kaki dari Masjidil Haram ke maktab di Aziziah Simaliyah malam itu, sangat kami nikmati. Tidak terburu-buru. Sebab, keberangkatan ke Jedah akan dilaksanakan lewat tengah malam. Daripada menunggu di maktab, lebih baik menikmati suasana di Tanah Suci.  Walaupun sudah larut malam, Aziziah Simaliyah terlihat ramai dan terang benderang. Masih banyak warung yang buka dan masih banyak pembeli yang berbelanja.

Berjalan kaki malam hari di kota Mekah dan sekitarnya,  terasa lebih nyaman. Udara cukup bersahabat. Jalanan pun sangat terang dengan banyaknya lampu jalan dan lampu dari toko atau warung. Trotoarnya terawat dan berfungsi dengan baik. Hanya, ketika menyeberang jalan perlu lebih hati-hati. Harus melihat ke kanan dulu. Mobil disini datangnya dari kanan, karena mobil-mobil itu stir kiri.


No comments: