Dengan lancarnya kami memberikan penjelasan
kepada seorang ibu yang hendak bepergian menggunakan kereta api. Ketika itu,
kami sedang berada didalam sebuah angkutan kota di sekitaran Serpong,
Tangerang. Isteri saya menyapa seorang ibu setengah baya. Ternyata tujuan si
ibu adalah stasiun Serpong. Dari stasiun Serpong, si ibu hendak pergi kesebuah
stasiun di wilayah Jakarta. Tetapi dia belum tahu caranya.
Sebenarnya kami bukanlah penduduk Jakarta. Kami
berdomisili di sebuah kota di Sumatera. Salah seorang anak kami berdomisili di
kawasan Cisauk, Tangerang. Kesempatan mengunjungi anak ini kami manfaatkan
untuk berjalan-jalan di ibu kota. Fasilistas umum yang tidak terganggu
kemacetan adalah kereta api dan bus way.
Awalnya, kami juga mengalami kesulitan dalam
memanfaatkan fasilitas umum kereta api. Sistem commuter line (KRL) terkesan
menyulitkan. Namun, setelah beberapa kali mencoba dan banyak bertanya kepada
petugas, akhirnya kami merasakan banyak kemudahan. Ternyata, biayanya pun
jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan angkutan umum seperti angkot
maupun bis. Apalagi ketika bepergian ke Bekasi dan Bogor. Waktu tempuh relatif
lebih cepat dan biaya lebih murah. KRL dilengkapi dengan pendingin udara.
Salah satu kendala dalam menggunakan commuter line
adalah padatnya penumpang pada jam-jam tertentu. Yaitu pada pagi dan sore hari.
Hal ini berhubungan dengan waktu keberangkatan dan pulangnya pekerja. Namun,
jumlah KRL yang banyak, memudahkan perjalanan. Bila calon penumpang terlihat
sangat banyak, biasanya kami menunggu KRL berikutnya. Waktu tunggu tidak lama,
paling sekitar setengah jam.
Dari pengalaman ini, kami mendapatkan pengajaran,
bahwa sebenarnya banyak kemudahan akan kita peroleh jika ingin mencoba. Tanpa
mengurangi kehati-hatian, tidaklah rugi memanfaatkan fasilitas umum dengan
segala kelebihan dan kekurangannya.
No comments:
Post a Comment