Belakangan ini, banyak upaya dilakukan oleh Perusahaan Kereta
Api di Tanah Air untuk mendisiplinkan penumpang, terutama agar tidak naik
diatap. Kebijakan terbaru, adalah memasang portal dengan bola-bola beton.
Kebijakan ini, menuai pro dan kontra. Sepertinya, orang-orang di negeri ini,suka berbeda pendapat.
Dari langkah-langkah yang diambil oleh perusahaan pengelola
kereta api, terlihat begitu susahnya mendisiplinkan penumpang. Menurut saya,
persoalan pokoknya ada disini. Tidak mau disiplin dan tidak mau diatur. Jumlah
yang berpola pikir tidak mau disiplin itu, tidak sedikit. Pola pikir ini tidak
layak dibiarkan terus, karena akan mengganggu orang lain yang mau disiplin dan
mau diatur.
Saya beberapa kali menggunakan KA Ekonomi jurusan
Bandung-Padalarang. Harga tiket hanya Rp. 1.000.- (waktu itu). Ketika diadakan
pemeriksaan oleh petugas, ada penumpang yang tak memiliki tiket. Sungguh
ironis, harga tiket Rp.1.000 saja tidak mau beli.
Sekedar perbandingan, saya ingin ceritakan perilaku penumpang
KA di Tokyo. Selama menggunakan KA di Tokyo, saya tidak melihat adanya petugas.
Tiket di jual dengan menggunakan mesin. Untuk masuk stasiun menuju KA,
penumpang harus melewati jalur berportal. Untuk membuka portal, cukup masukkan
tiket ke sebuah lobang pada pembatas jalur. Portal terbuka, setelah dilewati,
portal tertutup lagi, tiket akan keluar disuatu lobang di ujung dipembatas
tadi. Didekat jalur KA, ada tanda untuk jalur masuk dan keluar. Pengguna yang
akan masuk KA, berdiri di jalurnya dan jalur untuk keluar hanya digunakan oleh
penggguna yang keluar dari KA.
Tidak ada petugas yang mengatur. Semua pengguna mengatur diri
sendiri. Semua terlihat teratur dan dapat dirasakan kenyamanannya. Padahal,
pengguna stasiun kereta api ini jumlahnya mencapai jutaan orang. Jadi, teratur
itu memberi kenyamanan untuk semua.
Perilaku mentaati aturan, sepatutnya juga dimiliki oleh
penduduk negeri ini. Sudah waktunya kita mentaati aturan agar dapat menikmati
kenyamanan berada dinegeri ini. Kita mentaati aturan karena ingin merasakan
kenyamanan bersama. Bukan karena takut kepada petugas.
No comments:
Post a Comment