Tidak lama setelah meninggalkan kota Sur, kami mulai mencari posisi pantai yang nyaman untuk piknik. Beberapa kali mencari posisi, akhirnya kami menemukan pantai landai berpasir dan batu krikil. Lumayan nyaman untuk piknik. Parkir mobil pun cukup dekat. Disekitar sudah ada beberapa kelompok piknik. Ada pula yang baru datang.
Khawatir kehilangan tempat yang baik, kami segera menggelar tikar dan menurunkan bekal. Makan nasi bariani dan minum karaktea di tepi pantai memang punya kesan tersendiri. Waktu sudah menjelang maghrib.
Shalat kami lakukan ditempat itu. Wudhu menggunakan air laut. Selesai shalat, kami mempersiapkan peralatan pancing. Seorang warga lokal datang menghampiri dan menawarkan teh panas. Terjadi dialog ringan. Keramahan warga Oman.
Suasana malam yang diterangi bulan, angin tidak terlalu kencang membuat kami asik memancing. Rencana bakar-bakar tak jadi dilaksanakan. Tanpa terasa waktu setempat sudah pukul 9 malam. Sudah waktunya siap-siap untuk pulang.
Pemandangan diperjalanan pulang berbeda dengan ketika pergi. Jalan diterangi lampu, sepi. Laut dan gunung tidak terlihat. Hanya sesekali ada cahaya lampu di laut. Mungkin lampu perahu. Ketika akan memasuki wilayah Muscat, terlihat pemandangan indah. Jalan raya yang berada di pegunungan memberi kesempatan untuk melihat kota Muscat diterangi lampu-lampu.
(Muscat, 3 Desember 2017)
No comments:
Post a Comment